Terkini

Aku tidak akan menagih mawar merah darimu lagi

Sebuah puisi yang saya tulis buat suami tercinta secara 'tidak sengaja' semasa program Kerana Aku Isteri Dia (KAID)....


Seringkali aku bermimpi
Sang kekasih datang bersama sekuntum mawar
Tersenyum indah
Membuai perasaan
Hati menguncup rasa bahagia

Seiring perjalanan
Terasa langkah kaki kian melemah
Kudrat kian melelah
Kelopak-kelopak mawar semakin banyak berjatuhan
Layu dimamah masa dan usia
Harumnya  di bawa angin lalu

Tiada lagi bayangan mawar merah
Yang tersisa di sela-sela omongan hanyalah
Gurat permasalahan dunia dan ummat yang mencengkam
Cebisan masalah ekonomi yang berkumpul menjadi timbunan
Deru masalah binaan di bawah 
Badai fitnah yang menggila

Tiada lagi bicara tentang kata cinta
Melainkan formalitas ana,anta,anti,antum menjadi pokok cerita
Lalu kita tertidur dalam dakapan kerumitan
Hingga saat merasakan kehidupan begitu hambar
Tercari-cari di manakah sakinah, mawaddah wa rahmah
Sebuah tema awal bangunan cinta ini dibina

Duhai kekanda
Mari duduk bersama dinda
Kita mulakan kembali episod cinta yang tertinggal
Dinda tidak akan menagih mawar merah darimu lagi
Melainkan ingin berpimpinan tangan denganmu
Mengutip mawar beraneka warna
Di sepanjang jalan berliku ini
Jalan yang penuh kerikil-kerikil tajam
Jalan yang kita tidak pernah tahu akan penghujungnya
Cuma doa seiring langkah kita untuk terus tsabat
Pegang erat tanganku kekasih
Mari kita terus berjalan
Hingga harum mawar syurga bukan lagi ilusi buat kita.


KAID
10.00 pagi
22 Mei 2015

About tinta marjaan

tinta marjaan
Recommended Posts × +

0 comments:

Post a Comment